Vrydag 03 Mei 2013

pemeriksaan kehamilan



A.    Tujuan pemeriksaan ibu hamil
Tujuan pemeriksaan ibu hamil dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. Dengan demikian, didapatkan ibu dan anak yang sehat
2.      Tujuan Khusus
ü  Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
ü  Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit  yang  mungkin diderita sedini mungkin.
ü  Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
ü  Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
(sumber : Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri jilid 1 ; 2012)

B.     Pemeriksaan Panggul saat Persalinan
Pemeriksaan sangat penting dilakukan sebelum dilaksanakannya proses persalinan agar dapat mengetahui kelainan atau hal yang menyulitkan saat proses persalinan (deteksi dini), sehingga persalinan dapat berjalan dengan lancar, salah satu pemeriksaan sebelum persalinan antara lain:

v  Pemeriksaan panggul sebelum persalinan
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur luas rongga panggul, semakin luas panggul ibu, semakin mudah bayi keluar. Pada usia kehamilan 36 minggu biasanya sudah dilakukan untuk mengantisipasi apakah panggul sempit atau tidak, sehingga ibu akan melahirkan secara normal atau caecar. Sebenarnya melalui mata telanjang, calon ibu dapat mengetahui luas panggulnya. Kalau ibu bertubuh tinggi besar, bisa dipastikan ukuran panggulnya luas, sedangkan ibu yang tidak terlalu tinggi hanya 150cm atau kurang, kemungkinan besar ukuran panggulnya kecil dan sempit. Namun, calon ibu yang bertubuh kecil jangan berkecil hati karena pengamatan ini hanya asumsi. Pemeriksaan yang akurat hanya bisa dilakukan dengan klinis atau rontgen.
Bila ada indikasi tertentu pada ibu hamil bisa dilakukan pemeriksaan bila :
·         Ada dugaan disproporsi yaitu ketidak sesuaian besar bayi atau ukuran panggul ibu.
(misalnya: bayi 4 kg keatas susah untuk dilahirkan normal)
·         Kelainan panggul yaitu karena adanya trauma kecelakaan yang merusak bentuk panggul.
·         Ibu memiliki riwayat penyakit perusak panggul (TBC tulang/ tubercolosis tulang, rakhitis/folio.)
TBC tulang dapat mengakibatkan bentuk panggul bengkok dan tidak beraturan.
·         Kelainan letak bayi (misal: wajah bayi yang langsung  menghadap jalan lahir, ubun-ubun bayi yang menghadap jalan lahir)
(sumber: bagian obstetri fisiologi Fak. Kedokteran UNPAD Bandung;1983)

Pemeriksaan panggul yang akurat ada 2, yaitu:
ü  Pemeriksaan Klinis = pemeriksaan melalui VT
VT ( Vaginal Touche) dengan cara pemeriksaan dalam memakai jari telunjuk dan jari tengah dengan mencoba meraba promotorium. Jika promotorium teraba, batasnya ditandai dengan telunjuk dikeluarkan dan diukur. Hasil pengukuran adalah konjugata diagonalis. Jika nilai tersebut dikurangi 1,5 cm, diperoleh konjugata vera (CV).
ü  Pemeriksaan Rontgen = dengan cara memotret panggul ibu dengan menggunakan alat rontgen. Jika ada dugaan panggul sempit, dilakukan pelvimetri sinar-X dengan metode-metode yang dikerjakan atas bantuan ahli radiologi.
(sumber: Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri jilid 1;2012)






v  Peluang calon ibu agar bisa melahirkan normal berdasarkan bobot bayi, antara lain:
F Panggul sempit
Panggul jenis ini hanya bisa megeluarkan bayi berbobot 2,5 kg ke bawah
F Pangul sedang
Mengeluarkan bayi berbobot 2,5kg -3,5kg
F Panggul luas
Mengeluarkan bayi berukuran besar 3,5kg- 3,9 kg

v  Ukuran panggul rata-rata terkategori normal
§  Pintu atas panggul
Minimal diameter 22 cm
§  Pintu tengah panggul
Minimal diameternya 20 cm
§  Pintu bawah panggul
Panjang diameter normalnya rata-rata minimal 16 cm

C.    Macam –macam Pemeriksaan Pasien yang akan Bersalin
Selain pemeriksaan panggul, dikatakan dari sumber buku lain, bahwa pemeriksaan pasien yang akan bersalin dibedakan menjadi 5, antara lain:
1.      Pemeriksaan untuk menentukan apakah pasien akan mulai bersalin
2.      Pemeriksaan umum
3.      Pemeriksaan perut
4.      Pemeriksaan vulva
5.      Pemeriksaan dalam

1.      Pemeriksaan untuk menentukan apakah pasien akan mulai bersalin.
Maksud pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah pasien sudah mulai partus benar, atau hanya timbul gejala partus palsu saja. Dengan menentukan keadaan pasien ini diinginkan pasien mendapatkan perawatan dan pertolongan sebagaimana mestinya.
Oleh karena sering terjadi kekeliruan antara partus benar dengan partus palsu, maka menentukannya harus teliti. Partus palsu sering terjadi pada multipara, atau yang telah melahirkan lebih dari satu kali. Oleh karena telah berpengalaman , maka dengan adanya his (kontraksi) pendahuluan pada kehamilan yang sekarang dianggap partus sudah akan mulai. Tidak jarang pasien yang tinggal di rumah sakit bersalin beberapa hari lamanya harus pulang lagi karena his hilang dan gejala-gejala persalinan yang lain tidak ada. Ini kemungkinan besar bahwa yang dianggap partus akan  mulai itu partus palsu yaitu bukan permulaan persalinan yang sesungguhnya, hanya merupakan his pendahuluan saja.
Pemeriksaan ini harus ditujukan untuk memperoleh ketentuan apakah partus betul-betul akan mulai, yaitu yang disebut partus benar (true labour), atau hanya karena  adanya his pendahuluan yang dikira   bahwa persalinan  akan mulai yang disebut partus palsu atau false labour.
Untuk mendapatkan ketentuan tersebut, pemeriksaan diarahkan untuk mencari perbedaan yang dialami pasien, yaitu perbedaan antara partus benar dan partus palsu.

Dengan observasi, diperoleh data tentang his , kontraksi uterus sebagai berikut.
PERBEDAAN HIS ANTARA PARTUS BENAR DAN PARTUS PALSU.
No.
Partus Benar
Partus Palsu
1
His selalu ada
His tidak selalu ada
2
Perut tegang dan sakit
Sedikit tegang dan tidak terasa sakit
3
Datangnya cepat
Datangnya lama tetapi empat atau lima menit kemudian hilang
4
Datangnya berulang-ulang dan teratur
Datangnya tidak teratur
5
Selalu sakit pinggang
Tidak selalu sakit pinggang

Demikianlah perbedaan antara partus benar dan partus palsu yang merupakan data untuk menentukan keadaan persalinan.




Data lain yang digunakan adalah data hasil pemeriksaan dalam sebagai berikut.
PERBEDAAN PARTUS BENAR DAN PARTUS PALSU DENGAN PEMERIKSAAN DALAM
No.
Partus Benar
Partus Palsu
1
Cervix menjadi lebih pendek
Cervix tetap
2
Ostium externum terbuka
Ostiun uteri externum tertutup, kecuali pda multipara
3
Ketuban terasa tegang
Ketuban tidak terasa tegang
4
Ada tanda-tanda yang dikeluarkan dari vulva
Tidak ada tanda-tanda yang dikeluarkan dari vulva

Demikianlah gejala-gejala partus benar dan partus palsu bila diambil dari data pemeriksaan dalam. Sebetulnya pemeriksaan dalam ini yang paling tepat, karena dengan pemeriksaan dalam akan diketahui telah terjadipembukaan jalan kelahiran, maka benarlah partus akan mulai karena jalan telah mulai terbuka, dan akibat pembukaan jalan tersebut kelenjar-kelenjar di cervix akan tertekan sehinga lendir dari kelenjar itu dikeluarkan dari vagina. Akibt pembukaan jalan kelahiran tersebut, juga pemecahan pembuluh-pembuluh darah di kapiler pada cervix, mengakibatkan pengeluaran darah sedikit. Hal-hal inilah yang menyebabkan pengeluaran lendi bercampur darah dari vagina sebagai gejala persalinan.

2.      Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum yang diadakan dalam persalinan sama dengan pemeriksaan umum yang dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan. Dalam persalinan pelaksanaannya mengingat waktu dan keadaan pasien. Menurut prinsip, yang mendapat perhatian terlebih dahulu adalah  keadaan  pasien.  Apabila pasien datang sudah dalam proses persalinan yang telah jauh, sudah mulai mengejan umpamanya, tentu tidak dapat diadakan pemeriksaan secara umum secara lengkap, tetapi harus tetap diusahakan memeriksa sambil menolong persalinan, tentu pemeriksaan umum diadakan secara lengkap.
Tujuan mengadakan pemeriksaab umum ini adalah :
a.       Untuk menentukan keadaan umum pasien agar dapat meramalkan jalannya persalinan
b.      Agar dapat mencegah kelainan-kelainan yang mungkin terjadi dengan tindakan yang dapat dilakukan dalam proses persalinan.

Pemeriksaan umum yang dilakukan dalam persalinan ini antara lain sebagai berikut:
a.      Melihat bentuk tubuh pasien
Apakah tubuh pasien  tinggi, pendek, kurus,gemuk. Pasien yang pendek dan kurus atau tinggi dan kurus mempunyai ramalan yang berbeda dengan pasien yang tinggi besar dan gemuk. Kemungkinan pasien  yang tinggi besar dan gemuk lebih banyak memiliki tenaga persalinan daripada pasien yang kecil kurus, sehingga proses persalinan terjadi lebih lancar.

b.      Melihat keadaan darah
Apabila pasien telah diperiksa kehamilannya, maka pemeriksaan darah yang perlu hanya kadar hemoglobin dalam darah, untuk meramalkan apakah pasien cukup tenaga, darah cukup banyak sehingga tidak ada akibat yang tidk diinginkan , bila nanti terjadi perdarahan akibat lepasnya plasenta. Bagi pasien yang belum pernah diperiksa kehamilan perlu diperiksa golongan darahnya pula, supaya dengan mudah dilaksanakan transfusi darah bila keadaan sangat memerlukan.

c.       Pemeriksaan tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah penting dilakukan bagi pasien sebelum persalinan, karena tekanan darah menentukan pula keadaan  umum pesien, menentukan volume darah dan bagaimana kerja jantung serta pembuluh-pembuluh darah.
Disamping itu kepentingan yang lain adalah untuk membandingkan keadaan sebelum melahirkan denga setelah melahirkan nanti. Karena setelah melahirkan pasien harus diukur pula tekanan darahnya, bila perbedaan menyolok maka menunjukkan adanya kelainan. Biasanya tensi atau tekanan darah ini akan naik kira-kira 10mm pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan.

d.      Memeriksa keadaan vulva dab kulit pasien
Kecuali memperhatikan pengeluaran dari vulva, harus diperhatikan  pula keadaan vulva apakah cukup bersih, atau ada luka-luka pada vulva atau bekas luka-luka akibat penyakit kelamin, yaitu condylo mata lata bagi bekas penyakit sifilis dan condylomata acuminata bagi bekas luka penyakit gonorhoea, ialah penyakit kencing nanah. Bila terdapat pasien yang demikian harus ditolong dalam kamar bersalin dan dijaga penularannya terhadap orang lain dan diri sendiri.
           
e.       Pemeriksaan oedeem pada kaki
Bila terdapat oedeem bagimana keadaannya diukur dengan menekan ibu jari diatas tulang tibia kaki pasien. Bila tekanan memberi bekas yang dalam maka oedeem tersebut berat.
Pemeriksaan oedeem ini untuk melihat kelainan-kelainan yang terjadi karena membesarnya uterus, karena precelampsia atau karena penyakit lain seperti jantung atau penyakit ginjal.
Pasien yang aka melahirkan dengan oedeem di kaki hrus mendapat perhatian dan pertolongan terhadap penyebab oedeem tersebut.

f.       Pemeriksaan urin
Urin pasien diperiksa bila tidak tercampur dengan lendir dan darah. Pemeriksaan air kemih yang penting adalah untuk mengatasi apakah air kemih mengandung albumen atau aseton. Bila mengandung albumen untuk meramalkan apakah ada gejala trias. , yang mentukan adanya preeclamsia. Bila menganung aseton atau asetonuria, hal ini memberi data bahwa pasien telah bersalin lama, telah menggunakan kalori yang lebih banyak dengan pembakaran lemak yang banyak.




3.      Pemeriksaan perut
Prinsip-prinsip pemeriksaan perut sama dengan pemeriksaan perut dalam kehamilan. Yang penting disini adalah sebagai berikut:

a.       Inspeksi atau periksa pandang ialah melihat bagaimana keadaan perut pasien. Apakah perut tegang, lebih-lebih pada waktu kontraksi. Bila perut tegang menandakan bahwa kontraksi baik. Bila bentuk  perut menggantung menandakan bayi lebih dari satu yaitu kehamilan kembar. Pada kehamilan Aterm atau cukup bulan, pusar ibu selalu menonjol, karena meregangnya kulit perut disebabkan besarnya kehamilan.

b.      Palpasi disebut pula  periksa raba, ialah memeriksa dengan meraba. Palpasi pada persalinan ini juga sama prinsipnya dengan palpasi waktu hamil, yaitu untuk mengetahui dan menentukan :
·         Lamanya kehamilan
·         Letak anaka
·         presentrasi anak
·         Posisi anak
·         Masuknya presentasi dalam jalan kelahiran dan kemajuan persalinan.
Yang perlu diingat adalah jangan mengadakan palpasi disaat ada kontraksi uterus karena ibu bertambah merasa sakit, juga menjadi sukar untuk meraba.

c.       Auskultasi adalah periksa dengar, suatu pemeriksaan dengan mendengarkan. Dengan  auskultasi keadaan anak dapat ditentukan. Auskultasi diarahkan langsung kepada keadaan jantung  anak  yaitu dengan mendengarkan detak jantung dengan melalui alat pendengar stetoskop.

4.      Pemeriksaan vulva
Pemeriksaan vulva pada pasien yang akan bersalin sangat penting mengetahui kemajuan persalinan. Misalnya penderita itu dengan his yang kuat dan sangat sering , lebih-lebih bila disertai rasa mengejan, harus segera dilihat bagaimana keadaan vulvanya. Apakah  vulva itu sudah mulai terbuka? Apakah ada tanda-tanda bahwa anak segera dilahirkan? Misalnya tampak adanya bagian terdepan anak, tampak kantong ketuban menonjol keluar dan sebagainya. Jadi tanda itu adalah sebagian tanda persalinan kala dua atau  kala pengeluaran. Selain terbukanya vulva dilihat pula apakah yang dikeluarkan dari vulva.? Bila yang dikeluarkan lendir dan darah, keadaan ini tidak mengkhawatirkan, tetapi jika darah saja, masih dilihat darah yang keluar sedikit atau banyak? Bila sedikit keadaan normal, namun ketika darah yang keluar banyak berarti ada kelainan yang membutuhkan pertolongan cepat. Apakah ada pengeluaran air ketuban dari vulva yang menandakan bahwa kantong ketuban telah pecah. Kantong ketuban yang pecah pada permulaan persalinan, membawa  akibat yang kurang baik bagi proses persalinan. Misalnya

5.      Pemeriksaan dalam
Yang dimaksudkan dengan pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan dengan memasukkan jari kedalam atal kelamin atau melalui rektum (pelepasan) untuk mengetahui keadaaan yang dalam organ tersebut.
Pemeriksaan dalam itu untuk menentukan persalinan benar, karena dengan pemeriksaan dalam dapat dirasakan apakah jalan kelahiran sudah mulai terbuka atau belum, dan bila ada pembukaan akan terasa pula hal-hal lain yang berhubungan dengan ada anak dan jalan kelahiran.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking