A. Tujuan pemeriksaan ibu hamil
Tujuan pemeriksaan ibu hamil dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Tujuan
Umum
Menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan
nifas. Dengan demikian, didapatkan ibu dan anak yang sehat
2. Tujuan
Khusus
ü Mengenali
dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,
persalinan dan nifas.
ü Mengenali
dan mengobati penyakit-penyakit
yang mungkin diderita sedini
mungkin.
ü Menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
ü Memberikan
nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
(sumber
: Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri jilid 1 ; 2012)
B.
Pemeriksaan
Panggul saat Persalinan
Pemeriksaan sangat penting dilakukan sebelum
dilaksanakannya proses persalinan agar dapat mengetahui kelainan atau hal yang
menyulitkan saat proses persalinan (deteksi dini), sehingga persalinan dapat
berjalan dengan lancar, salah satu pemeriksaan sebelum persalinan antara lain:
v Pemeriksaan panggul sebelum
persalinan
Pemeriksaan
ini dilakukan dengan mengukur luas rongga panggul, semakin luas panggul ibu,
semakin mudah bayi keluar. Pada usia kehamilan 36 minggu biasanya sudah
dilakukan untuk mengantisipasi apakah panggul sempit atau tidak, sehingga ibu
akan melahirkan secara normal atau caecar. Sebenarnya melalui mata telanjang,
calon ibu dapat mengetahui luas panggulnya. Kalau ibu bertubuh tinggi besar,
bisa dipastikan ukuran panggulnya luas, sedangkan ibu yang tidak terlalu tinggi
hanya 150cm atau kurang, kemungkinan besar ukuran panggulnya kecil dan sempit.
Namun, calon ibu yang bertubuh kecil jangan berkecil hati karena pengamatan ini
hanya asumsi. Pemeriksaan yang akurat hanya bisa dilakukan dengan klinis atau
rontgen.
Bila
ada indikasi tertentu pada ibu hamil bisa dilakukan pemeriksaan bila :
·
Ada dugaan disproporsi yaitu ketidak
sesuaian besar bayi atau ukuran panggul ibu.
(misalnya: bayi 4 kg
keatas susah untuk dilahirkan normal)
·
Kelainan panggul yaitu karena adanya
trauma kecelakaan yang merusak bentuk panggul.
·
Ibu memiliki riwayat penyakit perusak
panggul (TBC tulang/ tubercolosis tulang, rakhitis/folio.)
TBC tulang dapat
mengakibatkan bentuk panggul bengkok dan tidak beraturan.
·
Kelainan letak bayi (misal: wajah bayi
yang langsung menghadap jalan lahir,
ubun-ubun bayi yang menghadap jalan lahir)
(sumber:
bagian obstetri fisiologi Fak. Kedokteran UNPAD Bandung;1983)
Pemeriksaan
panggul yang akurat ada 2, yaitu:
ü Pemeriksaan Klinis
= pemeriksaan melalui VT
VT
( Vaginal Touche) dengan cara pemeriksaan dalam memakai
jari telunjuk dan jari tengah dengan mencoba meraba promotorium. Jika
promotorium teraba, batasnya ditandai dengan telunjuk dikeluarkan dan diukur.
Hasil pengukuran adalah konjugata diagonalis. Jika nilai tersebut dikurangi 1,5
cm, diperoleh konjugata vera (CV).
ü Pemeriksaan Rontgen = dengan
cara memotret panggul ibu dengan menggunakan alat rontgen. Jika ada dugaan panggul sempit, dilakukan pelvimetri sinar-X
dengan metode-metode yang dikerjakan atas bantuan ahli radiologi.
(sumber:
Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri jilid 1;2012)
v Peluang calon ibu agar bisa
melahirkan normal berdasarkan bobot bayi, antara lain:
F Panggul
sempit
Panggul jenis ini hanya
bisa megeluarkan bayi berbobot 2,5 kg ke bawah
F Pangul
sedang
Mengeluarkan bayi
berbobot 2,5kg -3,5kg
F Panggul
luas
Mengeluarkan bayi berukuran
besar 3,5kg- 3,9 kg
v Ukuran panggul rata-rata
terkategori normal
§ Pintu
atas panggul
Minimal diameter 22 cm
§ Pintu
tengah panggul
Minimal diameternya 20
cm
§ Pintu
bawah panggul
Panjang diameter
normalnya rata-rata minimal 16 cm
C.
Macam
–macam Pemeriksaan Pasien yang akan Bersalin
Selain pemeriksaan panggul, dikatakan dari sumber
buku lain, bahwa pemeriksaan pasien yang akan bersalin dibedakan menjadi 5,
antara lain:
1. Pemeriksaan
untuk menentukan apakah pasien akan mulai bersalin
2. Pemeriksaan
umum
3. Pemeriksaan
perut
4. Pemeriksaan
vulva
5. Pemeriksaan
dalam
1.
Pemeriksaan
untuk menentukan apakah pasien akan mulai bersalin.
Maksud pemeriksaan ini
untuk mengetahui apakah pasien sudah mulai partus benar, atau hanya timbul
gejala partus palsu saja. Dengan menentukan keadaan pasien ini diinginkan
pasien mendapatkan perawatan dan pertolongan sebagaimana mestinya.
Oleh karena sering
terjadi kekeliruan antara partus benar dengan partus palsu, maka menentukannya
harus teliti. Partus palsu sering terjadi pada multipara, atau yang telah
melahirkan lebih dari satu kali. Oleh karena telah berpengalaman , maka dengan
adanya his (kontraksi) pendahuluan pada kehamilan yang sekarang dianggap partus
sudah akan mulai. Tidak jarang pasien yang tinggal di rumah sakit bersalin
beberapa hari lamanya harus pulang lagi karena his hilang dan gejala-gejala
persalinan yang lain tidak ada. Ini kemungkinan besar bahwa yang dianggap
partus akan mulai itu partus palsu yaitu
bukan permulaan persalinan yang sesungguhnya, hanya merupakan his pendahuluan saja.
Pemeriksaan ini harus
ditujukan untuk memperoleh ketentuan apakah partus betul-betul akan mulai,
yaitu yang disebut partus benar (true
labour), atau hanya karena adanya
his pendahuluan yang dikira bahwa persalinan
akan mulai yang disebut partus palsu
atau false labour.
Untuk mendapatkan
ketentuan tersebut, pemeriksaan diarahkan untuk mencari perbedaan yang dialami
pasien, yaitu perbedaan antara partus benar dan partus palsu.
Dengan observasi,
diperoleh data tentang his , kontraksi uterus sebagai berikut.
PERBEDAAN HIS
ANTARA PARTUS BENAR DAN PARTUS PALSU.
No.
|
Partus Benar
|
Partus Palsu
|
1
|
His
selalu ada
|
His
tidak selalu ada
|
2
|
Perut
tegang dan sakit
|
Sedikit
tegang dan tidak terasa sakit
|
3
|
Datangnya
cepat
|
Datangnya
lama tetapi empat atau lima menit kemudian hilang
|
4
|
Datangnya
berulang-ulang dan teratur
|
Datangnya
tidak teratur
|
5
|
Selalu
sakit pinggang
|
Tidak
selalu sakit pinggang
|
Demikianlah perbedaan
antara partus benar dan partus palsu yang merupakan data untuk menentukan
keadaan persalinan.
Data lain yang
digunakan adalah data hasil pemeriksaan dalam sebagai berikut.
PERBEDAAN PARTUS
BENAR DAN PARTUS PALSU DENGAN PEMERIKSAAN DALAM
No.
|
Partus Benar
|
Partus Palsu
|
1
|
Cervix menjadi lebih
pendek
|
Cervix tetap
|
2
|
Ostium externum
terbuka
|
Ostiun
uteri externum tertutup, kecuali pda multipara
|
3
|
Ketuban
terasa tegang
|
Ketuban
tidak terasa tegang
|
4
|
Ada
tanda-tanda yang dikeluarkan dari vulva
|
Tidak
ada tanda-tanda yang dikeluarkan dari vulva
|
Demikianlah
gejala-gejala partus benar dan partus palsu bila diambil dari data pemeriksaan
dalam. Sebetulnya pemeriksaan dalam ini yang paling tepat, karena dengan
pemeriksaan dalam akan diketahui telah terjadipembukaan jalan kelahiran, maka
benarlah partus akan mulai karena jalan telah mulai terbuka, dan akibat pembukaan
jalan tersebut kelenjar-kelenjar di cervix akan tertekan sehinga lendir dari
kelenjar itu dikeluarkan dari vagina. Akibt pembukaan jalan kelahiran tersebut,
juga pemecahan pembuluh-pembuluh darah di kapiler pada cervix, mengakibatkan
pengeluaran darah sedikit. Hal-hal inilah yang menyebabkan pengeluaran lendi
bercampur darah dari vagina sebagai gejala persalinan.
2.
Pemeriksaan
umum
Pemeriksaan umum yang
diadakan dalam persalinan sama dengan pemeriksaan umum yang dilakukan dalam
pemeriksaan kehamilan. Dalam persalinan pelaksanaannya mengingat waktu dan
keadaan pasien. Menurut prinsip, yang mendapat perhatian terlebih dahulu adalah
keadaan pasien. Apabila pasien datang sudah dalam proses
persalinan yang telah jauh, sudah mulai mengejan umpamanya, tentu tidak dapat
diadakan pemeriksaan secara umum secara lengkap, tetapi harus tetap diusahakan
memeriksa sambil menolong persalinan, tentu pemeriksaan umum diadakan secara
lengkap.
Tujuan mengadakan
pemeriksaab umum ini adalah :
a. Untuk
menentukan keadaan umum pasien agar dapat meramalkan jalannya persalinan
b. Agar
dapat mencegah kelainan-kelainan yang mungkin terjadi dengan tindakan yang
dapat dilakukan dalam proses persalinan.
Pemeriksaan umum yang
dilakukan dalam persalinan ini antara lain sebagai berikut:
a.
Melihat bentuk tubuh pasien
Apakah tubuh
pasien tinggi, pendek, kurus,gemuk. Pasien
yang pendek dan kurus atau tinggi dan kurus mempunyai ramalan yang berbeda
dengan pasien yang tinggi besar dan gemuk. Kemungkinan pasien yang tinggi besar dan gemuk lebih banyak
memiliki tenaga persalinan daripada pasien yang kecil kurus, sehingga proses
persalinan terjadi lebih lancar.
b. Melihat
keadaan darah
Apabila pasien telah
diperiksa kehamilannya, maka pemeriksaan darah yang perlu hanya kadar
hemoglobin dalam darah, untuk meramalkan apakah pasien cukup tenaga, darah
cukup banyak sehingga tidak ada akibat yang tidk diinginkan , bila nanti
terjadi perdarahan akibat lepasnya plasenta. Bagi pasien yang belum pernah
diperiksa kehamilan perlu diperiksa golongan darahnya pula, supaya dengan mudah
dilaksanakan transfusi darah bila keadaan sangat memerlukan.
c. Pemeriksaan
tekanan darah
Pemeriksaan tekanan
darah penting dilakukan bagi pasien sebelum persalinan, karena tekanan darah
menentukan pula keadaan umum pesien,
menentukan volume darah dan bagaimana kerja jantung serta pembuluh-pembuluh
darah.
Disamping itu
kepentingan yang lain adalah untuk membandingkan keadaan sebelum melahirkan
denga setelah melahirkan nanti. Karena setelah melahirkan pasien harus diukur
pula tekanan darahnya, bila perbedaan menyolok maka menunjukkan adanya
kelainan. Biasanya tensi atau tekanan darah ini akan naik kira-kira 10mm pada
akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan.
d. Memeriksa
keadaan vulva dab kulit pasien
Kecuali memperhatikan
pengeluaran dari vulva, harus diperhatikan
pula keadaan vulva apakah cukup bersih, atau ada luka-luka pada vulva
atau bekas luka-luka akibat penyakit kelamin, yaitu condylo mata lata bagi bekas penyakit sifilis dan condylomata acuminata bagi bekas luka
penyakit gonorhoea, ialah penyakit
kencing nanah. Bila terdapat pasien yang demikian harus ditolong dalam kamar
bersalin dan dijaga penularannya terhadap orang lain dan diri sendiri.
e. Pemeriksaan
oedeem pada kaki
Bila terdapat oedeem bagimana keadaannya diukur dengan
menekan ibu jari diatas tulang tibia kaki pasien. Bila tekanan memberi bekas
yang dalam maka oedeem tersebut
berat.
Pemeriksaan oedeem ini untuk melihat
kelainan-kelainan yang terjadi karena membesarnya uterus, karena precelampsia atau karena penyakit lain
seperti jantung atau penyakit ginjal.
Pasien yang aka
melahirkan dengan oedeem di kaki hrus
mendapat perhatian dan pertolongan terhadap penyebab oedeem tersebut.
f. Pemeriksaan
urin
Urin pasien diperiksa
bila tidak tercampur dengan lendir dan darah. Pemeriksaan air kemih yang
penting adalah untuk mengatasi apakah air kemih mengandung albumen atau aseton.
Bila mengandung albumen untuk meramalkan apakah ada gejala trias. , yang
mentukan adanya preeclamsia. Bila menganung aseton atau asetonuria, hal ini
memberi data bahwa pasien telah bersalin lama, telah menggunakan kalori yang
lebih banyak dengan pembakaran lemak yang banyak.
3.
Pemeriksaan
perut
Prinsip-prinsip
pemeriksaan perut sama dengan pemeriksaan perut dalam kehamilan. Yang penting
disini adalah sebagai berikut:
a. Inspeksi
atau periksa pandang ialah melihat bagaimana keadaan perut pasien. Apakah perut
tegang, lebih-lebih pada waktu kontraksi. Bila perut tegang menandakan bahwa
kontraksi baik. Bila bentuk perut
menggantung menandakan bayi lebih dari satu yaitu kehamilan kembar. Pada
kehamilan Aterm atau cukup bulan, pusar ibu selalu menonjol, karena meregangnya
kulit perut disebabkan besarnya kehamilan.
b. Palpasi
disebut pula periksa raba, ialah
memeriksa dengan meraba. Palpasi pada persalinan ini juga sama prinsipnya
dengan palpasi waktu hamil, yaitu untuk mengetahui dan menentukan :
·
Lamanya kehamilan
·
Letak anaka
·
presentrasi anak
·
Posisi anak
·
Masuknya presentasi dalam jalan
kelahiran dan kemajuan persalinan.
Yang perlu diingat
adalah jangan mengadakan palpasi disaat ada kontraksi uterus karena ibu
bertambah merasa sakit, juga menjadi sukar untuk meraba.
c. Auskultasi
adalah periksa dengar, suatu pemeriksaan dengan mendengarkan. Dengan auskultasi keadaan anak dapat ditentukan.
Auskultasi diarahkan langsung kepada keadaan jantung anak yaitu dengan mendengarkan detak jantung dengan
melalui alat pendengar stetoskop.
4.
Pemeriksaan
vulva
Pemeriksaan vulva pada
pasien yang akan bersalin sangat penting mengetahui kemajuan persalinan.
Misalnya penderita itu dengan his yang kuat dan sangat sering , lebih-lebih
bila disertai rasa mengejan, harus segera dilihat bagaimana keadaan vulvanya.
Apakah vulva itu sudah mulai terbuka?
Apakah ada tanda-tanda bahwa anak segera dilahirkan? Misalnya tampak adanya
bagian terdepan anak, tampak kantong ketuban menonjol keluar dan sebagainya.
Jadi tanda itu adalah sebagian tanda persalinan kala dua atau kala pengeluaran. Selain terbukanya vulva
dilihat pula apakah yang dikeluarkan dari vulva.? Bila yang dikeluarkan lendir
dan darah, keadaan ini tidak mengkhawatirkan, tetapi jika darah saja, masih
dilihat darah yang keluar sedikit atau banyak? Bila sedikit keadaan normal,
namun ketika darah yang keluar banyak berarti ada kelainan yang membutuhkan
pertolongan cepat. Apakah ada pengeluaran air ketuban dari vulva yang
menandakan bahwa kantong ketuban telah pecah. Kantong ketuban yang pecah pada
permulaan persalinan, membawa akibat
yang kurang baik bagi proses persalinan. Misalnya
5.
Pemeriksaan
dalam
Yang dimaksudkan dengan
pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan dengan memasukkan jari kedalam atal
kelamin atau melalui rektum (pelepasan) untuk mengetahui keadaaan yang dalam
organ tersebut.
Pemeriksaan dalam itu
untuk menentukan persalinan benar, karena dengan pemeriksaan dalam dapat
dirasakan apakah jalan kelahiran sudah mulai terbuka atau belum, dan bila ada
pembukaan akan terasa pula hal-hal lain yang berhubungan dengan ada anak dan
jalan kelahiran.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking