BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa
ini, kesehatan masyarakat merupakan keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dengan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia. Kesehatan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat. Untuk membangun kesehatan lingkungan harus memperhatikan beberapa
faktor-faktornya, antara lain: perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Apabila salah satu faktor tersebut kurang terjaga maka kesehatan lingkungan
akan berpengaruh. Oleh sebab itu, penulis menuliskan makalah dengan judul “Isu
Kesehatan Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Kesehatan Masyarakat”
B.
Tujuan
Adapun tujuan
disusunnya makalah “Isu Kesehatan Lingkungan yang Berpengaruh terhadap
Kesehatan Reproduksi” antara lain:
1. Untuk
mengetahui isu-isu kesehatan lingkungan
2. Untuk
mengetahui rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
3. Untuk
mengetahui pemanfaatan fasilitas pemerintah dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.
4. Untuk
mengetahui rendahnya status kesehatan penduduk miskin
5. Untuk
mengetahui pengaruh kesehatan lingkungan terhadap kesehatan reproduksi
C.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada
makalah “Isu Kesehatan Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Kesehatan
Reproduksi” adalah :
1. Apa
sajakah isu-isu kesehatan lingkungan?
2. Bagaimanakah
rendahnya kondisi kesehatan lingkungan saat ini?
3. Bagaimanakah
pemanfaatan fasilitas pemerintah dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
masyarakat?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Rendahnya Kondisi Kesehatan
Lingkungan
Salah satu faktor penting lainnya yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan
yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi
dasar. Pada tahun 2002, persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap
air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai 55,2 persen (BPS 2002), dan akses
rumah tangga terhadap sanitasi dasar 63,5 persen.
Jelas
lingkungan mempengaruhi kesehatan sesorang, orang yang tinggal ditempat bersih,
aman, dan nyaman akan mendapat kesehatan yang lebih baik dibanding orang yang
bertempat tinggal di daerah kumuh seperti bantaran kali, kolong jembatan, dan
kawasan Industri. Masih banyak masyarakat indonesia yang bertempat dilingkungan
kurang baik, pelosok-pelosok. Khususnya masyarakat jakarta.
Faktor-faktor
buruknya lingkungan yang mempengaruhi kesehatan:
·
Banyak bangunan bertingkat yang di beton = dengan
banyaknya bangunan bertingkat maka fungsi tanah yang seharusnya menyerap air
kini digantikan fungsinya oleh sistem penyerapan buatan yang kurang efektif,
dapat berakibat banjir dan mewabahnya penyakit
·
Pembuatan produk-produk yang lama hancur = bahan baku
yang lama hancur akan mempercepat penumpukan sampah karena sampah dihasilkan
setiap hari.
·
Kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya =
sehingga membuang sampah sembarang, membangun rumah dibantaran kali, dll
·
Banyak kendaraan dan pabrik-pabrik = kendaraan yang
sudah lama akan mengalami pembakaran yang tidak sempurna sehingga lebih banyak
menghasilkan Co2 dan Pb begitupun dengan pabrik-pabrik.
Solusinya, Penggusuran
rumah-rumah yang berada dibantaran kali, kolong jembatan dan taman-taman lalu
menempatkannya kembali ditempat yang layak karena ketika kali yang seharusnya
menjadi saluran pembuangan menjadi berkurang fungsinya karena adanya
rumah-rumah di bantaran kali. Kemudian, Memanfaatkan sampah
dengan cara mendaur ulangnya, pengurangan produk-produk yang lama hancur sperti
plastik dan kaca.
B. Rendahnya Status Kesehatan Penduduk
Miskin
Angka
kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61 dibandingkan dengan 17 per
1.000 kelahiran hidup pada kelompok terkaya. Penyakit infeksi yang merupakan
penyebab kematian utama pada bayi dan balita, seperti malaria dan TBC, lebih
sering terjadi pada masyarakat miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk
miskin terutama disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan
karena kendala geografis dan kendala biaya (cost
barrier). Data SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa 48,7 persen masalah dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan adalah karena kendala biaya, jarak dan
transportasi. Utilisasi rumah sakit masih didominasi oleh golongan mampu,
sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di puskesmas.
Demikian juga persalinan oleh tenaga kesehatan pada penduduk miskin hanya sebesar 39,1 persen dibanding
82,3 persen pada penduduk kaya. Asuransi kesehatan
sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial hanya menjangkau 18,74 persen (2001)
penduduk, dan hanya sebagian kecil diantaranya penduduk miskin.
Solusinya, Memberikan jaminan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan gratis untuk keluarga miskin dimanapun berada di
wilayah Negara Indonesia. Upaya kesehatan dasar dan rujukan terutama
diprioritaskan pada setiap bayi bayi, anak dan kelompok masyarakat risiko
tinggi. Dengan demikian maka setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau
dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya terutama di daerah
perbatasan, terpencil dan tertinggal.
C.
Rendahnya Pemanfaatan Fasilitas Pemerintah dan Keterjangkauan
Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas
yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah
didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di
seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan
Puskesmas keliling 6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar
tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat
dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak
transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang
terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan
perorangan belum dapat berjalan dengan optimal
Pada tahun 2002, rata-rata setiap
100.000 penduduk baru dapat dilayani oleh 3,5 puskesmas. Selain jumlahnya yang
kurang, kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan di
puskesmas masih menjadi kendala. Pada tahun 2003 terdapat 1.179 Rumah Sakit
(RS), terdiri dari 598 RS milik pemerintah dan 581 RS milik swasta. Jumlah
seluruh tempat tidur (TT) di RS sebanyak 127.217 TT atau rata-rata 61 TT
melayani 100.000 penduduk. Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua
kabupaten/kota, namun kualitas pelayanan sebagian besar RS pada umumnya masih
di bawah standar. Pelayanan kesehatan rujukan belum optimal dan belum memenuhi
harapan masyarakat. Masyarakat merasa kurang puas dengan mutu pelayanan rumah
sakit dan puskesmas, karena lambatnya pelayanan, kesulitan administrasi dan
lamanya waktu tunggu. Perlindungan masyarakat di bidang obat dan makanan masih
rendah. Dalam era perdagangan bebas, kondisi kesehatan masyarakat semakin
rentan akibat meningkatnya kemungkinan konsumsi obat dan makanan yang tidak
memenuhi persyaratan mutu dan keamanan.
D.
Studi Kasus tentang Penerapan Kesehatan Lingkungan
Penerapan Kesehatan Lingkungan seperti diadakannya program lingkungan sehat.
Program ini ditujukan untuk mewujudkan
mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan
kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas-sektor berwawasan kesehatan.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam
program ini antara lain meliputi:
1. Penyediaan sarana air bersih dan
sanitasi dasar;
2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas
lingkungan;
3. Pengendalian dampak resiko pencemaran
lingkungan; dan
4. Pengembangan wilayah sehat
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan mengenai isu kesehatan yang berpengaruh terhadap
kesehatan reproduksi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan masyarakat yang didapatkan
dari rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
juga permasalahan ekonomi yang dikarenakan tingkat kemiskinan yang
tinggi, sehingga mereka tidak mampu memeriksakan organ reproduksinya kepada
tenaga medis profesional,serta fasilitas pemerintah yang kurang
keterjangkauannya di masyarakat pedalaman membuat masyarakat sulit untuk
mengakses pelayanan kesehatan tersebut. Hal yang terpenting untuk mengatasi
masalah kesehatan ini adalah ada kesadaran dan kepedulian pemerintah, kader
kesehatan dan masyarakat terutama di khususkan kepada pemerintah karena
pemerintah yang mengatur roda permasalahan di negara ini.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking