BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Model kebidanan suatu bentuk pedoman atau acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Macam-macam teori model kebidanan yang
ditawarkan seperti :
1. Teori
Reva Rubin
2. Teori
Ramona Mercer
3. Teori
Ernestien Wiedenbach
4. Teori
Ela Joy Lehmern
5. Teori
Oream
6. Medical
Model
7. Midwifery
model
Dari beberapa macam
teori model yang ditawarkan diatas, penulis akan menerangkan salah satu model
konseptual kebidanan dari Oream. Teori Oream dibagi menjadi 3, yaitu;
1. Self
Care Theory
2. Self
Care Defisit Theory
3. Nursing
System Theory
B.
Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah tentang “Teori Oream” adalah
agar mahasiswa mengetahui teori yang dikemukakan oleh Oream, sebagai
penunjang belajar dan bekal dalam model kebidanan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
SELF
CARE THEORY
Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri kecuali jika tidak memungkinkan,orang yang biasa memenuhi kebutuhan
self care sendiri di sebut Self Care Agent.sedangkan bagi bayi,anak,orang yang
sakit berat atau tidak sadar,keluarga atau orang tua merupakan Dependent Care
Agent.
Kebutuhan
Self Care dibagi 3 kategori;
1.
Universal
Self Care
Yaitu kebutuhan dasar manusia
meliputi kebutuhan udara,air,makanan,eliminasi,keseimbangan aktifitas dan
istirahat.
2.
Development
Self Care
Yaitu kebutuhan yang
timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana individu
tersebut berada, sehingga kebutuhan ini di hubungkan dengan siklus kehidupan
manusia.
3.
Health
Deviation Self Care
Kebutuhan yang ada jika
seseorang kesehatannya terganggu yang mengakibatkan perubahan perilaku self
care.
B.
SELF
CARE DEFISIT THEORY
Bila individu mampu untuk memenuhi tuntutan self
care maka kebutuhan untuk merawat diri sendiri akan terpenuhi, tetapi bila
tuntutan lebih besar dari kemampuan maka akan terjadi ketidak seimbangan yang
disebut self care defisit.
Tujuan
untuk memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan :
1. Menurunkan
kebutuhan self care ke tahap dimana pasien dapat memenuhinya.
2. Meningkatkan
kemampuan pasien untuk dapat memenuhi self care.
3. Mengijinkan
keluarga atau orang lain untuk memberikan dependent care bila self care tidak
memungkinkan.
4. Jika
hal tersebut tidak dapat dilaksanakan maka bidan yang akan melaksanakannya.ban
tuan yang dapat diberikan adalah berupa : berperan atau melakukan, mengajak,
membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
Untuk dapat memberikan maka bidan
harus memperhatikan aspek penting yaitu
:
1. Menjalin
hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai kelompok tersebut mampu
melaksanakan asuhan sendiri.
2. Menentukan
bantuan yang dibutuhkan pasien.
3. Memberikan
bantuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Merencanakan
bantuan langsung bersama pasien dan keluarga.
5. Mengintergrasikan
asuhan dengan kegiatan sehari hari pasien dan pelayanan kesehatan lainya
sehingga untuk memberikan bantuan kepada pasien diperlukan pengetahuan tentang
manusia, kebutuhan self care, self care defisit, dan menerapkan 5 teori
bantuan.
C.
NURSING
SYSTEM THEORY
Teori
ini dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Totally
Compensatory Nursing System
Perawat mengambil alih
tanggung jawab untuk melakukan semua aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
self-care.
2. Partially
Compensatory Nursing System
Perawat mengambil alih
sebagian aktivitas untuk memenuhi kebutuhan self-care On aktivitas lain
masih dapat dilakukan oleh pasien satu keluarga.
3. Educative Supportive Nursing System
Pasien berpotensi untuk
memenuhi kebutuhan self-care. Aktivitas perawat hanya memberi penyuluhan dan
dukungan kepada pasien sehingga diharapkan ia dapat memenuhi kebutuhan
self-care untuk dirinya.
Proses
keperawatan berdasarkan self-care model. Definisi proses keperawatan menurut
orem :
ü Menentukan
mengapa seseorang membutuhkah asuhan keperawatan.
ü Menentukan
sistem bantuan keperawatan.
ü Merencanakan
pelaksanaan bantuan keperawatan yang spesifik.
ü Memberikan
dan mengevaluasi pelaksanaan bantuan keperawatan
Langkah-langkah
1. Pengkajian
Tujuan
: menentukan kebutuhan self care
individu, mengidentifikasi apakah ada atau tidak ada self care deficit.
Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi / menghilangkan
Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi / menghilangkan
deficit yang ada
dengan:
ü Mengurangi
kebutuhan self care
ü Meningkatkan
keseorangan pasien untuk memenuhi kebutuhan self care
ü Memperbolehkan
keluarga satu orang lain memberikan dependent care Memenuhi langsung kebutuhan
self-care
ü Mengkoordinasikan
dan mengintegrasikan asuhan keperawatan dengan kegiatan pasien sehari-hari,
pelayanan kesehatan yang lain diperlukan / diterima dan pelayanan sosial dan
pendidkan yang diperlukan /diterima.
Tiga kategori kebutuhan self care dapat
dipakai sebagai kerangka pengkajian :
a.
Universal
Menggunakan observasi, pengukuran
dan wawancara untuk mengidentifikasi pola normal kebutuhan pasien sehari-hari,
mengidentifikasi dan menganalisa ketidakseorangan melakukan self-care.
b. Developmental
Mengidentifikasi
perubahan gaya hidup pasien atau siklus kehidupan dan kebutuhan akan
pengembangan yang timbul dari perubahan tersebut.
c. HealthDeviation
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah pada penyakit.
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah pada penyakit.
2. Perencanaan
Setelah
mengidentifikasi self-care deficit maka data ini dapat dipakai sebagai
pemyataan masalah dalam rencana keperawatan. Kemudian perawat menentukan sistem
keperawatan yang diperlukan : totally compensatory, partially compensatory atau
educative I supportive serta tujuan yang telah ditentukan oleh perawat-pasien,
untuk menghilangkan self-care deficit.
3. ImpIementasi
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuhkembang.
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuhkembang.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking